Posts

Membubarkan Ormas Islam?

Penulis ingin mengangkat tiga hal penting tentang pro kontra RUU Ormas. Pertama tentang pembubaran, kedua pendanaan, ketiga ormas Islam sebagai gerakan kontra terorisme. Tulisan ini adalah pendapat penulis untuk mendapat masukan dan pemantik diskusi substantive untuk perbaikan UU Ormas nanti. Pertama , tentang pembubaran ormas radikal, anarkis dan anti demokrasi. Siapa saja ormas radikal, anarkis, dan anti demokrasi yang sering dibicarakan itu? Tentu tidak sembarang tunjuk organisasi, jika tidak disertai fakta, bukti yang kuat dan dilandasi kriteria yang lugas. Kriteria itupun harus dipahami bersama dan ormas Islam harus dalam frekuensi yang sama dalam penyikapan. Karena itu, penting sekali diadakan diskusi antar ormas Islam untuk mendapatkan perspektif yang adil dan berada dalam titik temu yang sama. Jika yang terjadi adalah anarkisme atau kekerasan terhadap pihak lain, yang merugikan dan terbukti sah secara hukum, maka kewajiban aparat untuk segera menindak, menangkap pelaku

Perhelatan Besar Anak Bangsa

Barisan pengendara sepeda motor mengular sepanjang jalan di Pantai Utara (pantura) Jawa. Iringan truk, bus, dan mobil pribadi dengan berbagai merek, memenuhi jalan yang dibangun Jenderal Daendels itu. Ya, kesibukan ini selalu berulang, terus terjadi, setahun sekali. Rentang waktunya biasanya sekitar dua minggu, tujuh hari sebelum Idul Fitri, dan ke arah sebaliknya, tujuh hari sesudah Lebaran. Dalam menyambut hari kemenangan (Idul Fitri) setelah melewati ujian di bulan Ramadhan ada satu tradisi unik di Indonesia, yaitu mudik. Suatu peristiwa budaya yang tidak hanya bertumpu pada silaturahim, lebih dari itu, mudik merupakan ajang atau tempat berkumpul sesama kerabat di kampung halaman. Sedih, gembira, tangis dan tawa bercampur menjadi satu cerita untuk berbagi kenikmatan (tahaaduts bi ni’mah). Mudik dalam perspektif budaya memerlukan momentum bulan Ramadhan. Dari sanalah kekuatan paguyuban di kampung halaman membuncah sebagai salah satu unsur pembentuk komunikasi spiritual dan so

Rutinitas yang Memandulkan

Dulu, saya pernah menulis sebuah sindiran untuk kawan yang semula rajin menulis, tiba-tiba berhenti setelah menikah. Bukan berhenti total sebenarnya, hanya saja intensitas yang sangat jarang. Setelah sekian lama, terbukti bahwa saya yang termakan dengan kata-kata itu. Kena tulah atas postingan.

Ngeblog yang Sederhana

Saya masih belajar menulis. Pernah menjadi wartawan bukan jaminan lancar menuangkan kata-kata. Dulu dituntut 3 berita minimal dalam satu hari biar masuk kredit point. Kadang agak nakal juga, sehari nulis 6 berita tapi dimasukkan ke sistem folder jaringan internal kantor yang akan dibuka redaktur esok harinya. Jadi bisa libur santai-santai selama satu hari, hehe. Maaf Pak Yusran, atas kelakuan anak buahmu ini. Saya cukup sering mendapat nilai Bahasa Indonesia di raport ketika sekolah di SMP dan SMA. Itu juga bukan jaminan menulis sederhana. Malah, kadang saya terjebak bahasa baku, sesuai EYD, kalimat efektif, deelel.. Saya belum menemukan bagi diri saya sendiri, otak saya sendiri, dan jari saya sendiri, bagaimana menulis yang lancar, sederhana, langsung dari batin. Jika teman-teman bisa membantu dengan saran2 saya sangat senang sekali.

Apa Makna "Allahu Akbar"?

Image
Pemuda berbalut sorban kotak-kota hitam putih, biasa disebut kafiyeh. Tangan kanan memegang mushaf al-Quran kecil berwarna coklat, terbitan Beirut tampaknya. Mushaf itu diangkat tinggi. Kafiyeh menutupi separo wajahnya, hanya mata yang terlihat. Kedua tangannya diangkat tinggi, mulutnya lantang meneriakkan, "Allahu Akbar!" Pemuda itu, bersama puluhan kawannya menghadang tank Israel yang akan masuk ke Jalur Gaza. Ya, mereka adalah pemuda Hamas. Demonstran mahasiswa di Jakarta. Kerumunan ratusan orang memakai jas almamater kampus tercinta. Berdiri mengelilingi Bundaran HI, membawa bendera organisasi mahasiswa, bak panji perang mereka mengangkat tinggi-tinggi bendera itu. Spanduk dan round text dipegangi para demonstran wanita. Isinya tuntutan agar pemerintah menuunkan harga BBM dan harga pokok sembako. "Kita menuntut jika BBM tak kunjung turun harga, kita turunkan preside. Allahu Akbar!" teriak koordinator aksi. Kumpulan demonstran tak kalah semangat, mereka kepalkan

1 Ramadhan 1432, MASK

Image
31 Juli 2011, petang menjelang, hati rasanya berdebar. Susah mendefinisikan, rasanya gembira dan bahagia sekali, bulan puasa sudah datang. Atmosfer Ramadhan itu selalu indah, manusia berjejalan di jalan menuju masjid dan mushala. Pakaian dominan putih, muncul semerbak bau misik dan kesturi--minyak wangi yang dijual botolan kecil di serambi masjid besar. Kemarin, seharian tidak kemana-mana. Hanya di rumah saja, sore mengantar istri ke Carefour Permata Hijau untuk beli susu yang persediaan sudah habis. Susu, katanya harus untuk ibu hamil. Usai magrib, leyeh-leyeh menonton TV, menunggu Suryadharma Ali (SDA) mengumumkan kapan taraweh pertama bisa dilakukan. Sidang itsbat sedang digelar di Kantor Kementerian Agama RI. Di TV terlihat para duta besar, perwakilan ormas Islam dan SDA duduk di depan memimpin sidang. Pukul 19.00 kurang lebih, pengumuman keluar, besok pagi sudah bisa puasa. Artinya, 1 Ramadhan 1432 H jatuh tepat saat matahari tenggelam di ufuk barat tadi. Bergegas istriku mengambi

Pulau Pramuka (2): Belajar Transplantasi Karang bersama KAMMI

Awal tahun 2011 ini saya mendapat pengalaman yang berharga, tentang bagaimana menghargai lingkungan, agar kerusakan di muka bumi tidak bertambah parah. Sabtu, 1 Januari 2011, pukul 06.00 saya pergi ke Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Bersama saya Rijalul Imam (Ketua PP KAMMI) dan Samsul Bahri (Ketua PD KAMMI Solo). Selain rapat Tim Konstitusi dan Sistem Organisasi (TKSO) KAMMI, kami juga akan ikut mukhoyyam KAMMI Jakarta yang salah satu agendanya adalah transplantasi karang. Sabtu, 1 Januari 2011. Setelah 4,5 jam berlayar, kami sampai di Pulau Pramuka. Perjalanan normalnya adalah 2,5 jam, namun karena angin kencang dan ombak besar, kapal yang kami tumpangi berlayar lambat. Selain itu, kami harus mampir dulu ke Pulau Tidung mengantarkan sebagian besar penumpang. Begitu keluar dari jakarta, yang tampak adalah sampah mengapung di Teluk jakarta. Sampah plastik, bungkus makanan kecil, barang-barang tak terurai yang merusak ekosistem. Menyedihkan ya, saya jadi terfikir bagaimana agar mas